Menentukan Keteladanan Tokoh Dalam Kutipan Teks Biografi R. A. Kartini


Keteladanan berasal dari kata "teladan" yang memiliki arti sesuatu yang patut ditiru untuk dicontoh tentang perbuatan, kelakuan, sifat dan lain sebagainya. Sedangkan keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun tidak sengaja dilakukan atau dijadikan contoh bagi orang yang mengetahuinya atau melihatnya.

R. A. Kartini

Ayahnya kemudian menyekolahkan Kartini kecil di ELS (Europese Lagere School). Di sanalah Kartini kemudian belajar bahasa Belanda dan bersekolah di sana hingga ia berusia 12 tahun. Sebenarnya menurut kebiasaan ketika itu, anak perempuan harus tinggal di rumah untukdipingit’. Meskipun berada di rumah, R.A. Kartini aktif dalam melakukan korespondensi atau surat menyurat dengan temannya yang berada di Belanda sebab beliau juga fasih berbahasa Belanda. Dari situlah kemudian Kartini mulai tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa yang ia baca dari surat kabar, majalah sertta buku-buku.

Hingga kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha memajukan perempuan pribumi sebab dalam pikirannya kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status social yang cukup rendah kala itu. R.A. Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah kebudayaan Eropa yang saat itu menjadi langanannya yang berbahasa Belanda. Pada usianya yang ke-20, ia bahkan banyak membaca buku-buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt, serta berbagai roman aliran feminis yang semuanya berbahasa Belanda. Selain itu, ia juga membaca karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar  dan Surat-Surat Cinta
…”Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu – (R.A. Kartini).”
  Ketertarikannya dalam membaca kemudian membuatnya memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahuan dan kebudayaan. R.A. Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita, melihat perbandingan antara wanita Eropa dan wanita pribumi. Selain itu, ia juga menaruh perhatian pada masalah social yang terjadi. Menurutnya seorang wanita perlu memproleh persamaan, kebebasan, otonomi, serta kesetaraan hokum.

Keteladanan R. A. Kartini

- Fasih berbahasa asing di usia muda.
- Aktif menjalin hubungan dengan teman-temannya yang di belanda.
- Sering membaca buku atau majalah-majalah kebudayaan Eropa untuk menambah wawasan.
- Karena ketertarikannya pada emansipasi wanita di Eropa. Ia berniat untuk memperjuangkan hak wanita di Indonesia.
- Berani dan optimis untuk memulai gerakan persamaan derajat wanita di Indonesia.
- Mandiri, meskipun dipingit ia tetap bisa berpengaruh bagi sekitarnya.
- Inspiratif, ia bisa menginspirasi para wanita Indonesia

Comments

Popular Posts